Senin, 06 Januari 2014

Budaya Pulang Mudik



Budaya Pulang Mudik dan Dampak Positifnya

Fenomena pulang kampung (mudik) pada saat Idul Fitri telah menjadi peristiwa budaya dan keagamaan yang sangat semarak. Besarnya jumlah pemudik yang puncaknya diperkirakan dua-tiga hari menjelang Idul Fitri, telah menimbulkan permasalahan yang tidak mudah dipecahkan. Karena dalam waktu yang hampir bersamaan puluhan juta orang melakukan perjalanan mudik, melalui darat dengan kendaraan sepeda motor, mobil, kendaraan umum (bus) dan kereta api, serta udara dengan pesawat terbang, dan laut dengan kapal laut. Permasalahan yang ditimbulkan dari mudik antara lain:
Pertama, banyak kecelakaan lalulintas. Dari tahun ke tahun, terus meningkat angka kecelakaan. Tahun ini H-9 dan H-8 (Sabtu 11/8 dan Minggu 12/8), menurut Data Kepolisian Republik Indonesia telah meninggal sebanyak 88 orang. Kecelakaan paling banyak ialah pengendara sepeda motor. Faktor kecelakaan banyak disebabkan oleh faktor manusia, kendaraan, jalan raya, dan cuaca. Walaupun angka kecelakaan tinggi, para pemudik tidak takut dengan bahaya yang mengancam.
Kedua, berutang dan menggadaikan barang demi mendapatkan uang untuk biaya mudik. Ini merupakan permasalahan dan tantangan yang setiap tahun dijalani sebagian pemudik. Demi mudik ke kampung halaman, mereka berutang dan menggadaikan barang.
Ketiga, biaya perjalanan meningkat berlipat kali, karena semua moda transportasi menaikkan biaya menjelang dan sesudah lebaran Idul Fitri. Karena itu para mudik sebagian besar menggunakan kendaraan sepeda motor, walaupun tingkat kecelakaan sangat tinggi dari tahun ke tahun.

Tujuan Mudik
Beratnya tantangan yang dihadapi para pemudik, tidak pernah menyurutkan niat dan kemauan mudik ke kampung halaman. Paling tidak ada lima alasan yang menjadi tujuan para pemudik pulang kampung.
Pertama, dorongan keagamaan yang telah menjadi budaya. Begitu kuat tarikan keagamaan yang telah menjadi budaya, karena Islam mengajarkan bahwa mereka yang sudah berpuasa akan diampuni dosa-dosanya. Akan tetapi, yang diampuni hanya dosa di hadapan Allah, sedang dosa kepada orang tua, saudara kandung, tetangga dan sekampung, tidak akan diampuni kecuali saling bermaaf-maafan dengan jabat tangan melalui silaturahim antara satu dengan yang lain.

Kedua, ziarah ke kubur. Telah menjadi budaya di kalangan masyarakat bahwa menjelang puasa Ramadan dan Idul Fitri, anak-anak, menantu, keluarga dan famili pergi berziarah ke kubur orang tua, kakek, nenek dan leluhur serta keluarga terdekat sambil mendoakan. Itu tidak mungkin dilakukan kalau tidak mudik. Bagi mereka yang berasal dari kampung. Maka dalam kesempatan Idul Fitri dilakukan ziarah ke kubur, selain silaturahim.


Ketiga, rindu kampung halaman. Setiap tahun kerinduan kepada kampung halaman selalu diobati dengan mudik. Ini adalah fenomena sosial yang menarik sebagai makhluk sosial, rindu kepada asal usulnya di kampung halaman. Oleh karena itu, tantangan berat yang dihadapi untuk pulang kampung, tidak menjadi persoalan, mereka tetap lakoni dengan penuh kegembiraan dan kebahagiaan.

Keempat, bernostagia di kampung halaman. Masa kecil di kampung halaman adalah masa-masa yang paling indah dan menyenangkan. Maka setiap tahun, kenangan indah itu, selalu ingin diperbaruai dengan pulang kampung sambil membawa keluarga seperti anak, menantu dan istri supaya ikut menghayati suasana kampung di masa dahulu.

Kelima, unjuk diri kesuksesan di perantauan. Hal itu, ikut juga mewarnai perasaan sebagian pemudik untuk pulang kampung. Budaya pamer berlaku kepada semua tingkatan sosial. Maka momentum Lebaran, pulang kampung dengan niat yang bermacam-macam, salah satu adalah unjuk diri (pamer).

Dampak Negatif  Mudik
Mudik Lebaran yang sudah menjadi budaya, diakui atau tidak, mempunyai dampak negatif. Pertama, konsumerisme, pamer kemewahan, boros dan berbagai perilaku yang tidak sepenuhnya sesuai dengan ajaran Islam dan tujuan puasa itu sendiri. Di mana hasil puasa selama sebulan penuh, seharusnya semakin menghadirkan ketakwaan yaitu kedekatan kepada Allah dan sesama manusia yang sebagian besar masih mengalami kesulitan hidup. Mereka masih dihimpit kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan.
Kedua, bisa mengundang cemburu dan iri hati para penduduk kampung. Pulangnya para pemudik untuk berlebaran di kampung halaman, dengan memamerkan kemewahan misalnya mobil yang bagus, baju dan sepatu yang baru, bisa menimbulkan 'cultural shock' (goncangan budaya). Di mana orang-orang kampung atau desa meniru dan mengikuti cara hidup orang kota yang pulang kampung, misalnya berutang dan atau menjual harta benda seperti tanah untuk membeli motor, mobil dan sebagainya sebagai asesori kemewahan.
Bisa juga orang-orang kampung terutama anak-anak muda, laki-laki dan perempuan merantau, dalam rangka mengikuti jejak para pemudik. Untuk mendapatkan harta dan kemewahan, mereka menghalalkan segala cara untuk mendapatkan uang dan harta, supaya tahun berikutnya, mereka juga bisa mudik dan menampilkan kekayaan dan kemewahan seperti saudara-saudaranya yang mudik tahun lalu.
Ketiga, memacu urbanisasi dan migrasi. Mudik Lebaran, juga bisa berdampak negatif yang memacu peningkatan urbanisasi, yaitu perpindahan penduduk dari kampung atau desa ke berbagai kota di Indonesia. Selain itu, juga dapat mendorong meningkatnya migrasi, yaitu perpindahan penduduk dari satu negara ke negara lain. Dalam sejarah mudik Lebaran, sudah terbukti bahwa usai mudik lebaran, semakin banyak orang kampung yang melakukan urbanisasi, meninggalkan kampung halamannya untuk mencari kehidupan di kota.

Sebenarnya peristiwa urbanisasi dan migrasi adalah sesuatu yang lumrah dalam kehidupan modern, dan merupakan hak asasi setiap orang yang dijamin dan dilindungi oleh hukum dan undang untuk melakukan sesuai yang diinginkan. Akan tetapi, urbanisasi dan migrasi ke negara lain misalnya ke negeri jiran Malaysia, dan Arab Saudi, banyak menimbulkan masalah, karena mereka yang melakukan urbanisasi dan migrasi ke negara lain, tidak memiliki pendidikan dan kepakaran (skill) yang memadai. Akibatnya untuk bertahan hidup di kota atau di negara lain, mereka terpaksa melakukan berbagai perbuatan yang bertentangan dengan hukum seperti menjadi penjual seks, peminta-minta, bahkan pencuri dan perampok.

Dampak Positif  Mudik
Mudik Lebaran, di samping menimbulkan dampak negatif, juga banyak dampak positifnya. Pertama, dampak ekonomi. Mudik para perantau telah menimbulkan dampak positif bagi ekonomi di kampung halaman. Mereka pulang dengan membawa uang dan berbelanja telah mendorong perputaran ekonomi yang tinggi di kampung, sehingga para petani, nelayan dan pemerintah daerah mendapat manfaat ekonomi. Mereka menyewa hotel dan penginapan, telah mendorong kemajuan kampung halaman karena membuka dan memajukan bisnis penginapan dan hotel. Belum lagi, pemudik memberi sedekah, zakat fitrah dan zakat harta (mal) kepada keluarga dan penduduk di kampung halaman mereka.
Kedua, silaturahim (hubungan kasih sayang) antara pemudik dan penduduk kampung terbangun kembali, yang selama hampir satu tahun tidak pernah bertemu. Ini sangat positif untuk memelihara, merawat dan menjaga bangunan kebersamaan satu kampung.
Ketiga, persatuan dan kesatuan terjaga dan terpelihara. Bangsa Indonesia yang amat tinggi rasa keagamaan (religiusitas)-nya, telah memberi andil yang besar untuk menjaga, merawat dan memupuk rasa persatuan dan kesatuan seluruh bangsa Indonesia melalui medium silaturahim Idul Fitri. Hal ini, tidak bisa dinilai dengan pengorbanan harta dan tenaga yang dilakukan para pemudik.

Keempat, pengamalan agama. Peristiwa mudik Lebaran, juga mempunyai dampak positif dalam pengamalan ajaran Islam. Karena di tengah kemajuan yang membawa manusia kepada perilaku individualistik, yang enggan berhubungan dengan pihak lain dan merasa terganggu, melalui medium silaturahim Idul Fitri dalam rangka hubungan manusia (hablun minannaas) tetap diamalkan, dan bahkan telah menjadi budaya seluruh bangsa Indonesia.
Kelima, secara sosiologis, mudik Lebaran mendekatkan si perantau yang sudah sukses dengan mereka yang masih berdomisi di kampung halaman seperti orang tua, famili dan teman-teman. Peristiwa mudik, bisa memperbaharui kembali hubungan sosial dengan masyarakat sekampung, yang tentu berdampak positif dalam memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.

Memaknai Mudik Sebagai Sinergi antara Agama dan Budaya

Mudik merupakan bentuk sinergi antara ajaran agama dengan budaya atau tradisi masyarakat Indonesia. Sebagai sebuah tradisi mudik telah mengakar secara kuat. Sementara dalam pandangan agama berbagai tradisi dalam mudik diyakini memiliki landasan. Dengan demikian makna mudik sebenarnya tak hanya sebagai kebiasaan pulang kampung melainkan erat kaitannya dengan berbagai sifat dan dimensi kehidupan manusia.
Secara kultural mudik memang sebuah warisan atau bahkan keharusan. Tapi secara moral dan spiritual mudik juga menjadi wujud bakti anak kepada orang tua. Kebiasaan sungkeman, meminta maaf hingga berziarah mendoakan anggota keluarga yang telah tiada menunjukkan jika mudik bukan hanya perjalanan fisik namun juga rohani. Sungkeman atau cium tangan orang tua bukan hanya bentuk kontak fisik melainkan memiliki makna secara spiritual karena orang tua dapat dianggap sebagai perantara bagi seorang anak dalam mengenal Tuhan. Pada akhirnya Ikatan batin dengan orang tua serta kewajiban mendoakan anggota keluarga seperti ini turut melestarikan melestarikan tradisi mudik.
Mudik juga mengukuhkan sifat manusia sebagai makhluk sosial. Silaturahmi yang terjalin selama mudik merupakan interaksi manis antara seorang manusia dengan sesamanya. Melalui silaturahmi kita diingatkan kembali bahwa seorang manusia tak akan bisa mempertahankan hidup dan kehidupannya tanpa bantuan dan interaksi dengan sesamanya. Pada akhirnya silaturahmi sebagai bagian dari mudik menjadi sarana yang sangat humanis dan interaktif untuk membangun toleransi karena mudik dan silaturahmi juga dijalankan dan dijalin oleh banyak masyarakat dari berbagai latar perbedaan termasuk agama.
Secara psikologi mudik mencerminkan sifat manusia yang perindu. Mereka yang mudik adalah jiwa-jiwa yang rindu sekaligus lelah. Kerasnya kehidupan di kota dengan segela rutinitas yang membuat penat membuat orang merindukan kembali kehidupan masa kecilnya yang indah dengan suasana pedesaan yan asri. Dengan demikian mudik tak hanya pulang kampung untuk merayakan lebaran namun juga menjadi sarana nostalgia sekaligus pengobat jiwa-jiwa yang lelah.
Dalam dimensi sosial mudik juga menjadi saran untuk berbagi dan tolong menolong. Bukan hanya karena kewajiban mengeluarkan zakat fitrah menjelang Idul Fitri, namun juga berbagi rezeki dalam beberapa hal lainnya. Tradisi memberikan oleh-oleh dari kota kepada kerabat dan tetangga di kampung. Kebiasaan membagikan selembar uang kertas baru kepada anak-anak. Beberapa orang bahkan kerap memberikan tumpangan kendaraan kepada tetangganya yang hendak mudik menuju daerah yang sama.
Namun tak dipungkiri juga bahwa mudik juga kerap menjadi sebuah euforia dan media unjuk eksistensi diri. Dalam niat mudik seringkali terselip keinginan yang kuat untuk mempertontonkan keberhasilan. Dalam persiapannya pun mudik sudah didahului dengan gaya hidup hedonis dan konsumtif. Hasrat dan keinginan mudik yang tinggi seringkali membuat orang memaksakan diri demi sebuah prestise. Akhirnya mudik justru menghadirkan berbagai masalah besar seperti kemacetan, kecelakaan hingga kejahatan. Mudik juga menyebabkan arus tandingan yang selalu penuh masalah yakni urbanisasi. Tak heran jika banyak pendapat yang menyimpulkan bahwa tradisi mudik di Indonesia telah melahirkan keretakan budaya dan menggeser spirit yang seharusnya dibangun dari Idul Fitri.
Mudik sebaiknya dimaknai sebagai sarana meningkatkan ikatan spiritual antara manusia kepada penciptanya dengan kembali ke fitri (kesucian). Melalui mudik manusia bisa senantiasa bersyukur karena masih dan selalu diberi kenikmatan oleh Sang Pencipta. Kenikmatan atas perjumpaan yang indah dengan Ramadan dan Idul Fitri. Kenikmatan untuk memperoleh rezeki dan kemudian bisa berbagi. Kenikmatan karena bisa hidup di tengah-tengah masyarakat yang hangat dan kehidupan tetangga yang saling menghargai. Serta kenikmatan karena memiliki kesempatan berbakti dan masih  bisa mencium tangan kedua orang tua.
Berikut tips ringan yang perlu dipersiapkan agar perjalanan mudik menjadi aman dan nyaman.
  1. Daftar barang bawaan
Beberapa hari sebelum berangkat, buatlah daftar barang-barang yang akan dibawa. Lakukanlah ini sebelum Anda mulai beberes. Daftar barang bawaan akan meminimalisasi kemungkinan lupa. Buatlah daftar dimulai dari barang-barang yang paling penting, penting, kurang penting, dan tidak penting.

  1. Cek kondisi kendaraan
Kendaraan adalah tulang punggung perjalanan Anda. Oleh karena itu, pastikan kendaraan Anda apakah mobil atau motor siap digunakan untuk perjalanan jauh. Sangat direkomendasikan untuk membawa kendaraan Anda ke bengkel resmi guna diperiksa secara menyeluruh.
  1. Cek perlengkapan kendaraan
Pastikan seluruh peralatan tambahan pada kendaraan Anda tersedia. Jangan sampai jika terjadi keadaan darurat Anda tidak menemukan dongkrak, obeng, tang, kunci pas, dan lain-lain di dalam kendaraan.
  1. Bawalah sparepart cadangan
Jangan abaikan soal yang satu ini. Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi dalam perjalanan panjang. Pastikan busi, sekring, tali rem, tali kopling, ban, dan sejumlah sparepart cadangan lainnya ada di dalam kendaraan Anda.
  1. Kotak P3K
Periksa kembali kelengkapan isi kotak P3K Anda. Minyak angin, rheumason, betadine, dan obat sakit kepala adalah beberapa hal yang harus ada di dalam kotak pertolongan pertama itu. Periksa kembali apakah obat-obatan yang ada sudah kedaluwarsa atau tidak. Anda juga bisa menambahkan dengan obat-obatan lain.

  1. Hiburan

    Macet adalah rintangan utama yang tidak mungkin Anda hindari dalam perjalanan mudik. Ada baiknya Anda mempertimbangkan untuk membawa barang-barang yang sekiranya dapat menghibur Anda dari kebosanan. Koleksi kaset, CD, MP3 atau buku biasanya jadi teman setia dalam perjalanan.
  2. Peta

    Banyak perusahaan jasa atau institusi swasta menyediakan peta jalur mudik. Carilah informasi di mana Anda bisa mendapatkan peta itu. Biasanya, peta-peta yang dibuat khusus untuk mudik memuat sejumlah informasi yang dibutuhkan, seperti pom bensin, bengkel, posko Lebaran, dan kondisi jalan.
  3. Layanan gratis otomotif
Perusahaan otomotif biasanya membuka posko layanan gratis di sejumlah titik tertentu di jalur mudik. Mereka juga biasanya menyediakan satu nomor darurat yang bisa dihubungi jika Anda mendapat masalah dengan kendaran Anda. Carilah informasi di manakah posko-posko itu berada.
  1. Baterai dan pulsa
Telepon seluler kini tak bisa dilepaskan dari kehidupan kita. Pastikan baterai dan pulsa telepon seluler Anda dalam kondisi penuh. Jangan sampai terjadi, dalam keadaan darurat telepon Anda tidak bisa digunakan.
  1. Kondisi tubuh
Tidak hanya kendaraan yang perlu disiapkan, kondisi badan Anda juga perlu mendapat perhatian. Perjalanan panjang membutuhkan kondisi badan yang prima. Pastikan Anda dalam kondisi fit sebelum memulai perjalanan jauh. Jika mengantuk, berhentilah untuk beristirahat. Dianjurkan agar Anda beristirahat setiap empat jam.
Kesimpulan

Peristiwa mudik Lebaran yang telah menjadi budaya, harus terus dipelihara, dijaga dan dilestarikan, karena dampak positifnya lebih banyak ketimbang dampak negatifnya. Yang harus dilakukan ialah mengurangi dampak negatif mudik dengan melakukan, pertama, meningkatkan kesadaran para pemudik bahwa keselamatan dalam perjalanan mudik adalah segalanya.

Mereka yang akan mudik, dan sedang dalam perjalanan mudik, diharapkan semakin hati-hati menjaga keselamatan. Jangan memaksakan diri dalam perjalanan, harus berhenti dan beristirahat secukupnya baru melanjutkan lagi perjalanan.
Pada tahun-tahun mendatang, mudik dengan kendaraan bermotor secara bertahap harus dihentikan dengan menitipkan kendaraannya di kapal laut, dan kereta api untuk diantar ke kampung halaman. Suami istri, dan dan anak-anak, sebaiknya memilih kendaraan umum, kereta api atau kapal laut untuk keselamatan dalam perjalanan mudik.
Kedua, pemerintah harus terus meningkatkan penyediaan transportasi massal untuk melayani pemudik. Selain itu, berbagai perusahaan yang peduli pemudik, dari jauh hari harus bekerja sama dengan media untuk memberitahu masyarakat tentang adanya penyediaan fasilitas mudik.

Ketiga, para pemudik harus membuat perencanaan. Paling kurang tiga bulan sebelum mudik sudah memesan tiket dan menghubungi perusahaan atau organisasi yang biasa menyelenggarakan mudik bareng secara gratis.
Keempat, pemerintah terutama Kementerian Pekerjaan Umum RI, sudah saatnya membuat jalan yang berkualitas tinggi untuk jangka waktu yang panjang. Jangan seperti sekarang, setiap tahun jalan raya yang dilalui pemudik dilakukan tambal sulam dan tidak pernah baik.

Kelima, sudah saatnya seluruh bangsa Indonesia terutama para pemudik meningkatkan disiplin dalam berlalu lintas. Pada saat yang sama, aparat kepolisian sebagai aparat penegak keamanan, menindak mereka yang tidak disiplin dalam berlalu lintas.
Semoga semangat mudik Lebaran mendorong seluruh bangsa Indonesia untuk mengambil hikmah yang positif dan negatif dari peristiwa mudik, demi perbaikan di masa depan.



Sumber
tanggal, 07/01/2014 pukul 1:11 WIB
tanggal, 07/01/2014 pukul 1:47 WIB
tanggal, 07/01/2014 pukul 1:55 WIB

Ilmu Budaya Dasar dan Pembahasan tentang kontes Miss World 2013



Ilmu Budaya Dasar

Budaya berasal dari bahasa Inggris yaitu culture yang artinya kebudayaan atau mempunyai arti kesopanan. Kebudayaan mempunyai arti yang mendasar hingga yang meluas. Dalam kehidupan sosial, kebudayaan itu memiliki arti pengetahuan yang saling terkait satu sama lain sehingga membentuk ilmu budaya dasar. 
Dalam pengetahuan ilmu budaya dasar kita patut memahami pentingnya budaya dalam suatu daerah yang akan menjadi ciri khas atau mengenal dalam budaya suatu daerah itu sendiri. Dalam hal ini masyarakat merupakan suatu sistem sosial budaya, artinya terdiri dari sejumlah orang yang berhubungan secara timbal balik melalui budaya tertentu.
Pola perilaku mereka saling mempengaruhi dengan mempergunakan norma yang sama untuk mencapai tujuan yang sama pula. Manusia senantiasa saling berhubungan dengan manusia lain atau melakukan kontak sosial. Dimana pentingnya ilmu budaya dasar ini dalam kehidupan masyarakat yang akan memahami ciri khas budaya dalam suatu daerah tertentu.
Jadi, ilmu budaya dasar memiliki arti ilmu yang mempelajari tentang memanfaatkan alam segala akal manusia dapat memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya.
Tujuan dari ilmu budaya dasar adalah memberikan pemahaman serta wawasan berbudaya dalam suatu lingkungan agar menjadikan kontak sosial budaya yang baik.

 
Pembahasan tentang kontes Miss World 2013

Kontes Miss World 2013 yang diadakan di pulau Bali, tentu mengundang banyak pro dan kontra dikalangan masyarakat terutama untuk pandangan kaum muslim. Mereka menganggap kontes Miss World 2013 telah melanggar etika dan budaya yang tidak baik di Indonesia. Selain itu MUI (Majelis Ulama Indonesia) menganggap bahwa kontes Miss World 2013 tersebut telah menimbulkan pencitraan atau pandangan yang tidak baik dalam norma agama.
Selain pandangan negatif pada kontes Miss World 2013 juga menimbulkan pandangan positif dari masyarakat. Mereka mengatakan bahwa kontes Miss World 2013 tersebut adalah alat untuk memperkenalkan budaya Indonesia secara umum ke mancanegara. Dalam kontes Miss World 2013 semua kontestan Miss World 2013 memakai baju batik dari rancangan berbagai perancang busana di Indonesia. Secara tidak langsung mereka mengenalkan batik lebih meluas dari sebelumnya dan membenarkan bahwa batik adalah budaya asli dari Indonesia.
Saya sendiri mendukung adanya kontes Miss World 2013 tersebut karena secara langsung mengajarkan kepada para kontestan budaya di Indonesia. Contohnya mereka di ajarkan untuk bercocok tanam atau bertani dan mengenalkan adat istiadat daerah di Indonesia serta memperlihatkan keindahan alam di Indonesia.