PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN OLEH KONSUMEN
Pengertian Pengambilan
Keputusan
Pengambilan keputusan sangat penting dalam manajemen dan merupakan tugas utama
dari seorang pemimpin (manajer). Pengambilan keputusan merupakan proses
pemilihan tindakan tertentu dari suatu masalah dan keputusan. Suatu masalah
adalah ketidaksesuaian antara keadaan saat ini dengan keadaan yang
diinginkan,yang memerlukan pertimbangan dan perlunya tindakan cepat.
Pengambilan keputusan adalah proses dalam manajerial,yang secara universal
pengambilan keputusan merupakan alternatif dalam pemecahan masalah. Selain itu
pengambilan keputusan yang dilakukan oleh seorang manajer menjadi tolak ukur
keefektifan mereka. Pengambilan keputusan (decisionmaking) diproses oleh pengambil
keputusan (decision maker)
yang hasilnya keputusan. Keputusan yang diambil akan menimbulkan aktivitas dan
ataupun mengakhiri aktivitas.
Pengambilan Keputusan Sebagai
Sebuah Ilmu dan Seni.
Manusia adalah makhluk pembuat keputusan (decision making man), pengambil keputusan, penentu
atas sebuah pilihan dari sejumlah pilihan. Pengambilan keputusan terjadi setiap
saat sepanjang hidup manusia. Kita dapat mengatakan : “Tiada saat tanpa
pengambilan keputusan”.
Pengambilan keputusan
merupakan ilmu dan seni yang harus dicari, dipelajari, dimiliki dan
dikembangkan secara mendalam oleh setiap orang. Pengambilan keputusan disebut
sebagai seni karena kegiatan tersebut selalu dihadapkan pada sejumlah peristiwa
yang memiliki karakteristik keunikan tersendiri. Pengambilan keputusan sebagai
seni selalu terikat pada tujuan yang hendak dicapai, jenis masalah yang
dihadapi, serta faktor faktor lingkungan internal organisasi, seperti : budaya
dan struktur organisasi, gaya kepemimpinan atasan dan sistem komunikasi dalam
organisasi. Setiap pengambilan keputusan yang muncul atas pandangan pengambilan
keputusan sebagai seni akan memiliki “cita rasa dan nuansa” yang berbeda beda.
Selanjutnya pengambilan keputusan disebut sebagai ilmu, karena aktivitas
tersebut memiliki sejumlah cara, metode atau pendekatan tertentu yang bersifat
sistematis, teratur dan terarah. Pengambilan keputusan sebagai ilmu juga
menandakan bahwa kajian tersebut juga dapat diterapkan oleh mereka yang
mempelajarinya. Ilmu pengambilan keputusan didasarkan atas penerapan gaya
pemikiran yang dianut oleh seseorang dan persepsinya atas lingkungan dan
masalah. Ilmu pengambilan keputusan memetakan langkah-langkah yang sistematis
yang menghasilkan solusi dan tindakan. Singkatnya, ilmu pengambilan keputusan
dapat dikatakan sebagai “suatu sejarah” mengenai suatu latar belakang
filosofis, asumsi, teori, konsep, model dan teknik teknik pengambilan
keputusan.
Ilmu dan seni pengambilan keputusan pada akhirnya bertujuan untuk memudahkan
manusia dalam menentukan keputusan terbaik. Dimana keputusan yang diambil akan
mempengaruhi cara pencapaian tujuan yang hendak diraih. Pengambilan keputusan
adalah pendekatan terhadap metode penyelesaian masalah dan pencapaian tujuan.
Dasar Dasar Pengambilan Keputusan
Dasar pengambilan keputusan (decision making) yang dilakukan oleh
Manajer (decision maker) biasanya didasarkan atas :
a. Keyakinan
Manajer (decision maker)
dalam pengambilan keputusannya didasarkan
atas keyakinan bahwa “keputusan” (decision) inilah yang terbaik setelah diperhitungkan
dan di analisis faktor faktor internal dan eksternal serta dampak positif dan
negatif dari keputusan tersebut.
Proses pengambilan keputusan diawali dengan adanya kebutuhan
yang berusaha untuk dipenuhi. Pemenuhan kebutuhan ini terkait dengan beberapa
alternatif sehingga perlu dilakukan evaluasi yang bertujuan untuk memperoleh
alternatif terbaik dari persepsi konsumen. Di dalam proses membandingkan ini
konsumen memerlukan informasi yang jumlah dan tingkat kepentingannya tergantung
dari kebutuhan konsumen serta situasi yang dihadapinya. Keputusan pembelian
akan dilakukan dengan menggunakan kaidah menyeimbangkan sisi positif dengan
sisi negatif suatu merek (compensatory decision rule) ataupun mencari
solusi terbaik dari perspektif konsumen (non-compensatory decision rule),
yang setelah konsumsi akan dievaluasi kembali.
1.
MODEL-MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN
a.
Model Perilaku Pengambilan keputusan
·
Model Ekonomi yang dikemukakan oleh
ahli ekonomi klasik dimana keputusan orang itu rasional, yaitu berusaha
mendapatkan keuntungan marginal sama dengan biaya marginal atau untuk
memperoleh keuntungan maksimum
·
Model Manusia Administrasi Dikemukan
oleh Herbert A. Simon dimana lebih berprinsip orang tidak menginginkan
maksimalisasi tetapi cukup keuntungan yang memuaskan
·
Model Manusia Mobicentrik
Dikemukakan oleh Jennings, dimana perubahan merupakan nilai utama sehingga
orang harus selalu bergerak bebas mengambil keputusan
·
Model Manusia Organisasi Dikemukakan
oleh W.F. Whyte, model ini lebih mengedepankan sifat setia dan penuh kerjasama
dalam pengambilan keputusan
·
Model Pengusaha Baru Dikemukakan
oleh Wright Mills menekankan pada sifat kompetitif
·
Model Sosial Dikemukakan oleh Freud
Veblen dimana menurutnya orang seringb tidak rasional dalam mengambil keputusan
diliputi perasaan emosi dan situsai dibawah sadar.
b.
Model Preskriptif dan Deskriptif
Fisher mengemukakan bahwa pada
hakekatnya ada 2 model pengambilan keputusan, yaitu:
·
Model Preskriptif Pemberian resep
perbaikan, model ini menerangkan bagaimana kelompok seharusnya mengambil
keputusan.
·
Model Deskriptif Model ini
menerangkan bagaimana kelompok mengambil keputusan tertentu. Model preskriptif
berdasarkan pada proses yang ideal sedangkan model deskriptif berdasarkan pada
realitas observasi
Disamping
model-model diatas (model linier) terdapat pula model Spiral dimana satu
anggota mengemukakan konsep dan anggota lain mengadakan reaksi setuju tidak
setuju kemudian dikembangkan lebih lanjut atau dilakukan “revisi” dan
seterusnya.
Teknik-teknik Pengambilan Keputusan
a.
Teknik Kreatif
·
Brainstorming Berusaha untuk
menggali dan mendapatkan kreatifitas maksimum dari kelompok dengan memberikan
kesempatan para anggota untuk melontarkan ide-idenya.
·
Synectics Didasarkan pada asumsi
bahwa proses kreatif dapat dijabarkan dan diajarkan, dimaksudkan untuk
meningktakan keluaran (output) kreatif individual dan kelompok
b.
Teknik Partisipatif
Individu individu atau kelompok
dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan.
·
Teknik Modern
o Teknik Delphi
o Teknik
Kelompok Nominal
Tahapan Pengambilan Keputusan
Simon (1960) memperkenalkan empat
aktivitas dalam proses pengambilan keputusan :
Ø Intelligence :
Pengumpulan informasi untuk mengidentifikasikan permasalahan.
Ø Design : Tahap
perancangan solusi dalam bentuk alternatif2 pemecahan masalah.
Ø Choice : Tahap
memilih dari solusi dari alternatif2 yg disediakan.
Ø Implementation
: Tahap melaksanakan keputusan dan melaporkan hasilnya.
Proses
pengambilan keputusan terdiri dari lima tahap yaitu ;
PENGENALAN MASALAH -> PENCARIAN
INFORMASI -> EVALUASI ALTERNATIF -> PILIHAN -> EVALUASI PASCAAKUISISI
Model
keputusan: empat pandangan mengenai pengambilan keputusan konsumen
Teori-teori pengambilan keputusan konsumen bervariasi, tergantung kepada asumsi peneliti mengenai sifat-sifat manusia. Terdapat empat pandangan atas pengambilan keputusan konsumen:
Teori-teori pengambilan keputusan konsumen bervariasi, tergantung kepada asumsi peneliti mengenai sifat-sifat manusia. Terdapat empat pandangan atas pengambilan keputusan konsumen:
Ø Pandangan
ekonomi, konsumen sering dianggap sebagai pengambil keputusan yang rasional.
Ø Pandangan
pasif, menggambarkan konsumen sebagai orang yang pada dasarnya tunduk pada
kepentingan melayani diri dan usaha promosi para pemasar. Para konsumen
dianggap sebagai pembeli yang menurutkan kata hati dan irasional.
Ø Pandangan
kognitif, menggambarkan konsumen berada diantara pandangan ekonomi dan
pandangan pasif yang ekstrim, yang tidak (atau tidak dapat) memperoleh
pengetahuan yang mutlak mengenai semua alternatif produk yang tersedia dan
karena itu tidak dapat mengambil keputusan yang sempurna, namun secara aktif
mencari informasi dan berusaha mengambil keputusan yang memuaskan.
Ø Pandangan
emosional, mengambil keputusan yang emosional atau impulsive (menurutkan
desakan hati).
Model dalam pengambilan keputusan
mempunyai tiga komponen utama yaitu:
Ø Masukan
(input), komponen ini mempunyai berbagai pengaruh luar yang berlaku sebagai
sumber informasi mengenai produk tertentu dan mempengaruhi nilai-nilai, sikap
dan perilaku konsumen yang berkaitan dengan produk. Yang utama dalam faktor
masukan ini adalah berbagai kegiatan bauran pemasaran dan pengaruh sosiobudaya
di luar pemasaran.
Ø Proses,
komponen ini berhubungan dengan cara konsumen mengambil keputusan. Tindakan
pengambilan keputusan konsumen terdiri dari tiga tahap, yaitu: (a) Pengenalan
kebutuhan, (b) Penelitian sebelum pembelian, dan (c) Penilaian berbagai
alternatif.
Ø Keluaran
(output), komponen ini menyangkut dua kegiatan pasca pembelian yang berhubungan
erat: perilaku pembelian dan penilaian pasca pembelian. Tujuan dari dua
kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kepuasan konsumen terhadap pembeliannya.
Adapun
seorang ahli Gullet dan Hicks memberikan beberapa klasifikasi model pengambilan
keputusan yang kerapkali digunakan untuk memecahkan masalah,. Ahli ini ada
beberapa model pengambilan keputusan antara lain:
ü I
Model Probabilitas
ü I
Model Konsep tentang nilai-nilai harapan (the Concept of Expectedvalue)
ü I
Model matriks
ü I
Model pohon keputusan (Decision Tree Model)
ü I
Model Kurva Indiferen / Kurva Tak Acuh.
ü I
Model Simulasi Komputer.
Selanjutnya
Robert D.Spech mengelompokkan model dalam rangka analisis kebijakan pengambilan
keputusan ke dalam 5 kategori yakni sebagai berikut.
ü v
Model Matematika
ü v
Model Simulasi Komputer
ü v
Model Permainan Operasional
ü v
Model verbal
ü v
Model fisik
2.
TIPE – TIPE PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Sebelum dan sesudah melakukan pembelian, seorang konsumen akan melakukan sejumlah proses yang mendasari pengambilan keputusan, yakni:
1. Pengenalan masalah (problem recognition).
Konsumen akan membeli suatu produk
sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapinya. Tanpa adanya pengenalan
masalah yang muncul, konsumen tidak dapat menentukan produk yang akan dibeli.
2.Pencarian
informasi (information source).
Setelah memahami masalah yang ada,
konsumen akan termotivasi untuk mencari informasi untuk menyelesaikan
permasalahan yang ada melalui pencarian informasi. Proses pencarian informasi
dapat berasal dari dalam memori (internal) dan berdasarkan pengalaman orang
lain (eksternal).
3.Mengevaluasi
alternatif (alternative evaluation).
Setelah konsumen mendapat berbagai
macam informasi, konsumen akan mengevaluasi alternatif yang ada untuk mengatasi
permasalahan yang dihadapinya.
4.Keputusan
pembelian (purchase decision).
Setelah konsumen mengevaluasi
beberapa alternatif strategis yang ada, konsumen akan membuat keputusan
pembelian.Terkadang waktu yang dibutuhkan antara membuat keputusan pembelian
dengan menciptakan pembelian yang aktual tidak sama dikarenakan adanya hal-hal
lain yang perlu dipertimbangkan.
5.Evaluasi
pasca pembelian (post-purchase evaluation)
Merupakan proses evaluasi yang
dilakukan konsumen tidak hanya berakhir pada tahap pembuatan keputusan
pembelian. Setelah membeli produk tersebut, konsumen akan melakukan evaluasi
apakah produk tersebut sesuai dengan harapannya. Dalam hal ini, terjadi
kepuasan dan ketidakpuasan konsumen. Konsumen akan puas jika produk tersebut
sesuai dengan harapannya dan selanjutnya akan meningkatkan permintaan akan
merek produk tersebut di masa depan.
Sebaliknya, konsumen akan merasa tidak puas jika produk tersebut tidak sesuai dengan harapannya dan hal ini akan menurunkan permintaan konsumen di masa depan
Sebaliknya, konsumen akan merasa tidak puas jika produk tersebut tidak sesuai dengan harapannya dan hal ini akan menurunkan permintaan konsumen di masa depan
3.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMECAHAN MASALAH
Konsumen menggunakan pemecahan masalah yang terbatas ketika mereka melakukan sedikit usaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Hal ini sering dilakukan oleh konsumen ketika membeli suatu produk yang telah mereka gunakan sebelumnya
Faktor-faktor yang mempengaruhi jangkauan pemecahan masalah :
Konsumen menggunakan pemecahan masalah yang terbatas ketika mereka melakukan sedikit usaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Hal ini sering dilakukan oleh konsumen ketika membeli suatu produk yang telah mereka gunakan sebelumnya
Faktor-faktor yang mempengaruhi jangkauan pemecahan masalah :
1.
Alternatif-alternatif dibedakan
dengan cara yang relevan, misalnya pembelian rumah,
alternatif pemilihan adalah lingkungan rumah (bersih, tidak banjir, dekat kota atau
mudah transportasi), bahan baku, harga (cicilan rendah dan lama).
alternatif pemilihan adalah lingkungan rumah (bersih, tidak banjir, dekat kota atau
mudah transportasi), bahan baku, harga (cicilan rendah dan lama).
2.
Tersedia waktu yang memadai untuk
pertimbangan yang mendalam untuk membeli produk.
3.
Terdapat tingkat keterlibatan
(relevansi pribadi) yang tinggi yang menyertai
pembelian.
pembelian.
Terdapat
5 faktor internal yang relevan terhadap proses pembuatan keputusan pembelian:
1.
Motivasi (motivation) merupakan
suatu dorongan yang ada dalam diri manusia untuk
mencapai tujuan tertentu.
mencapai tujuan tertentu.
2.
Persepsi (perception) merupakan
hasil pemaknaan seseorang terhadap stimulus atau
kejadian yang diterimanya berdasarkan informasi dan pengalamannya terhadap
rangsangan tersebut.
kejadian yang diterimanya berdasarkan informasi dan pengalamannya terhadap
rangsangan tersebut.
3.
Pembentukan sikap (attitude
formation) merupakan penilaian yang ada dalam diri
seseorang yang mencerminkan sikap suka/tidak suka seseorang akan suatu hal.
seseorang yang mencerminkan sikap suka/tidak suka seseorang akan suatu hal.
4.
Integrasi (integration) merupakan
kesatuan antara sikap dan tindakan.Integrasi
merupakan respon atas sikap yang diambil. Perasaan suka akan mendorong seseorang
untuk membeli dan perasaan tidak suka akan membulatkan tekad seseorang untuk tidak
membeli produk tersebut.
merupakan respon atas sikap yang diambil. Perasaan suka akan mendorong seseorang
untuk membeli dan perasaan tidak suka akan membulatkan tekad seseorang untuk tidak
membeli produk tersebut.
5.
Pembelajaran (learning) merupakan
proses belajar yang dilakukan seseorang setelah
membeli produk tersebut dengan melihat apakah produk tersebut memiliki kegunaan dan
akan dijadikan sebagai alternatif dalam pembelian selanjutnya
membeli produk tersebut dengan melihat apakah produk tersebut memiliki kegunaan dan
akan dijadikan sebagai alternatif dalam pembelian selanjutnya
4.
PEMBELIAN
Struktur Keputusan Membeli
Struktur
keputusan membeli penting,karena sesudah menetukan kebutuhan dan mempunyai
keinginan akan produk tertentu, konsumen diharapkan untuk memunculkan keputusan
untuk membeli. Ada tujuh struktur keputusan membeli yang mempengaruhi konsumen
1. Keputusan tentang jenis produk
1. Keputusan tentang jenis produk
Konsumen dapat memutuskan untuk
membelanjakan uangnya untuk membeli produk X atau tujuan lain selain melakukan
pembelian. Para pemasar harus memusatkan perhatian pada konsumen yang
diharapkan memutuskan untuk untuk membeli produk X dari alternatif lain yang
mereka pertimbangkan uangnya untuk membeli komputer atau keperluan lain
(membeli kamera, pakaian, dan buku)
2.
keputusan tentang jenis produk
Konsumen memutuskan untuk membeli
produk X dengan bentuk tertentu (ukuran, mutu, corak,dan sebagainya).
Perusahaan harus menggunakan riset pemasaran untuk mengetahui kesukaan konsumen
(untuk memaksimumkan daya tarik merk produk X, misalnya mahasiswa tersebut
menentukan karakteristik dari komputer yang diinginkan yaitu laptop, Pentium
120, kemampuan memproses cepat, fasilitas lengkap (baterai, CD drive, mouse)
3.
keputusan tentang merek
Konsumen memutuskan merk yang akan
diambil. Perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah merk.
Misalnya berdasarkan informasi yang dihimpun, mahasiswa tersebut memilih untuk
mendapatkan komputer merk acer.
4.
keputusan tentang penjualan
Konsumen memutuskan dimana akan
membeli (toko serba ada, elektronik, toko khusus dan lain-lain, perusahaan (
termasuk pedagang besar, pengecer) Harus mengetahui bagaimana konsumen memilih
penjual tertentu. Misalnya mahasiswa tersebut mempunyai pilihan membeli di toko
elektronik, toko khusus komputer atau agen tertentu. Disamping pertimbangan
harga, ia mempertimbangkan pula layanan yang didapat baik pada waktu membeli
layanan purna jual.
5.
Keputusan tentang jumlah produk
Konsumen memutuskan jumlah produk
yang akan dibeli. Perusahaan harus mempertimbangkan banyaknya produk tersedia
untuk konsumen sesuai keinginan konsumen yang berbeda-beda.
6.
keputusan tentang waktu pembelian
Konsumen memutuskan kapan harus
membeli (kapan uang/kesempatan tersedia). Perusahaan harus mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam penentuan waktu pembelian, yang
juga mempengaruhi perusahaan dalam mengatur waktu produksi, pemesanan,
periklanan dan sebagainya.
7. Keputusan tentang cara pembayaran
Konsumen memutuskan mode
pembelanjaan yang disukainya, perusahaan harus mengetahui hal ini yang akan
mempengaruhi dalam penawaran pembayaran (discount untuk tunai, kemudahan
kredit, bunga rendah, dan lain-lain).
5.
DIAGNOSA PERILAKU KONSUMEN
Pemahaman akan perilaku konsumen dapat diaplikasikan dalam beberapa hal,yaitu:
1.
untuk merancang sebuah strategi
pemasaran yang baik, misalnya menentukan kapan
saat yang tepat perusahaan memberikan diskon untuk menarik pembeli.
saat yang tepat perusahaan memberikan diskon untuk menarik pembeli.
2.
perilaku konsumen dapat membantu
pembuat keputusan membuat kebijakan
publik.Misalnya dengan mengetahui bahwa konsumen akan banyak menggunakan
transportasi saat lebaran, pembuat keputusan dapat merencanakan harga tiket
transportasi di hari raya tersebut.
publik.Misalnya dengan mengetahui bahwa konsumen akan banyak menggunakan
transportasi saat lebaran, pembuat keputusan dapat merencanakan harga tiket
transportasi di hari raya tersebut.
3.
pemasaran sosial (social marketing),
yaitu penyebaran ide di antara konsumen.
Dengan
memahami sikap konsumen dalam menghadapi sesuatu, seseorang dapat menyebarkan
ide dengan lebih cepat dan efektif. Terdapat
tiga pendekatan utama dalam meneliti perilaku konsumen.
1.
Pendekatan pertama adalah pendekatan
interpretif. Pendekatan ini menggali secara mendalam perilaku konsumsi dan hal
yang mendasarinya. Studi dilakukan dengan melalui wawancara panjang dan focus
group discussion untuk memahami apa makna sebuah produk dan jasa bagi konsumen
dan apa yang dirasakan dan dialami konsumen ketika membeli dan menggunakannya.
2.
Pendekatan kedua adalah pendekatan
tradisional yang didasari pada teori dan metode dari ilmu psikologi kognitif,
sosial, dan behaviorial serta dari ilmu sosiologi.Pendekatan ini bertujuan
mengembangkan teori dan metode untuk menjelaskan perliku dan pembuatan
keputusan konsumen. Studi dilakukan melalui eksperimen dan survey untuk menguji
coba teori dan mencari pemahaman tentang bagaimana seorang konsumen memproses
informasi, membuat keputusan, serta pengaruh lingkungan sosial terhadap
perilaku konsumen.
3.
Pendekatan ketiga disebut sebagai
sains marketing yang didasari pada teori dan metode dari ilmu ekonomi dan
statistika. Pendekatan ini dilakukan dengan mengembangkan dan menguji coba
model matematika untuk memprediksi pengaruh strategi marketing terhadap pilihan
dan perilaku konsumen.
Ketiga
pendekatan sama-sama memiliki nilai dan memberikan pemahaman atas perilaku
konsumen serta strategi marketing dari sudut pandang dan tingkatan analisis
yang berbeda. Sebuah perusahaan dapat saja menggunakan salah satu atau seluruh
pendekatan, tergantung permasalahan yang dihadapi perusahaan tersebut.
Contoh
Kasus Proses Pengambilan Keputusan Oleh Konsumen
Seorang
A yang sudah berumah tangga membutuhkan cairan dalam tubuh untuk sehari – hari
atau air minum mineral untuk di minumnya. Saat itu ia langsung mencari
informasi dari orang – orang terdekatnya untuk menentukan air minum yang akan
ia konsumsi setiap harinya. Setelah A mendapat cukup banyak informasi merek,
kualitas, harga, lokasi pendapatan produk tersebut maka A mengevaluasi terhadap
pilihannya dengan cermat untuk mendapatkan air minum yang baik untuk dirinya
dan keluarga.Setelah mengevaluasi berbagai macam merek maka A menjatuhkan
pilihan pada produk air minum aqua yang di produksi oleh Danone yang sudah lama
ada dan sangat di kenal masyarakat dan di gemari masyarakat karena aqua di
ambil dari sumber mata air terpercaya dan jernih melalui tahap proses beberapa
kali penyaringan sehingga sangat aman dan terjamin untuk di konsumsi setiap
hari dalam pengganti cairan tubuh. Tidak sedikit orang memilih air minum aqua
karena terjamin untuk kesehatannya dan mudah di dapatkan. Setelah A dan
keluarga mencobanya beberapa bulan ternyata benar aqua terjamin bersih ,jernih
dan mudah di dapat
Referensi:
Dermawan,
Rezky. 2013. Pengambilan Keputusan. Bandung: Alfabeta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar