PENGARUH KELAS SOSIAL DAN STATUS
PENGERTIAN KELAS SOSIAL
Kelas sosial adalah serangkaian konsep dalam ilmu-ilmu
sosial dan teori politik berpusat pada model stratifikasi sosial di mana
seseorang dikelompokkan ke dalam seperangkat kategori sosial hirarkis.Kelas
adalah obyek penting dari analisis untuk sosiolog, ilmuwan politik, antropolog
dan sejarawan sosial. Namun, tidak ada konsensus mengenai definisi terbaik dari
“kelas” panjang, dan istilah memiliki makna kontekstual yang berbeda. Dalam
bahasa umum, “kelas sosial”, merupakan istilah yang biasanya identik dengan
“kelas sosial-ekonomi,” didefinisikan sebagai: “orang yang memiliki
status sosial, ekonomi, atau pendidikan yang sama,” misalnya, “kelas pekerja”;
“bermunculan profesional kelas- Kelas sosial terbagi menjadi kelas atas, kelas
menengah dan kelas bawah.
Pada prinsipnya, jika setiap atribut manusia diciptakan
dalam suatu masyarakat dapat dibagi menjadi kelas-kelas sosial yang berbeda
maka kelas sosial tersebut dapat dibagi berdasarkan pekerjaan, pendidikan,
pendapatan, pengaruh politik, asal negara, jenis kelamin. Pengertian kelas
sejalan dengan pengertian lapisan tanpa harus membedakan dasar pelapisan
masyarakat tersebut. Kelas Sosial atau Golongan sosial mempunyai arti yang
relatif lebih banyak dipakai untuk menunjukkan lapisan sosial yang didasarkan
atas kriteria ekonomi. Jadi, definisi Kelas Sosial atau Golongan Sosial ialah:
Sekelompok manusia yang menempati lapisan sosial berdasarkan kriteria ekonomi.
FAKTOR PENENTU KELAS SOSIAL
Apakah yang menyebabkan seseorang tergolong ke dalam suatu
kelas sosial tertentu? Jawaban terhadap pertanyaan tersebut sangat beragam,
karena strata sosial dalam masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya sesuai
dengan pertumbuhan dan perkembangan masyarakat itu sendiri atau terjadi dengan
sengaja disusun untuk mengejar tujuan-tujuan atau kepentingan-kepentingan
bersama. Secara ideal semua manusia pada dasarnya sederajat. Namun secara
realitas, disadari ataupun tidak ada orang-orang yang dipandang tinggi
kedudukannya dan ada pula yang dipandang rendah kedudukannya. Dalam istilah
sosiologi kedudukan seseorang dalam masyarakat disebut status atau
kedudukan sosial (posisi seseorang dalam suatu pola hubungan sosial
yang tertentu). Status merupakan unsur utama pembentukan strata
sosial, karena status mengandung aspek struktural dan aspek fungsional. Aspek
struktural adalah aspek yang menunjukkan adanya kedudukan - tinggi dan rendah
dalam hubungan antar status. Aspek fungsional, yaitu aspek yang menunjukkan
adanya hak-hak dan tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh penyandang
status.
Talcott
Persons, menyebutkan ada lima menentukan tinggi rendahnya status seseorang,
yaitu:
1. Kriteria kelahiran
(ras, kebangsawanan, jenis keCamin,
2. Kualitas atau mutu
pribadi (umur, kearifan atau kebijaksanaan)
3. Prestasi (kesuksesan
usaha, pangkat,
4. Pemilikan atau
kekayaan (kekayaan harta benda)
Otoritas
(kekuasaan dan wewenang: kemampuan-untuk menguasai/ mempengaruhi orang lain
sehingga orang itu mau bertindak sesuai dengan yang diinginkan tanpa
perlawanan)
Beberapa indikator lain yang berpengaruh terhadap
pembentukan kelas sosial, yaitu:
a. Kekayaan
Untuk memahami peran uang dalam menentukan strata
sosiai/kelas sosial, kita harus menyadari bahwa pada dasamya kelas
sosial merupakan suatu cara hidup. Artinya bahwa pada kelas-kelas
sosial tertentu, memiliki cara hidup atau pola hidup tertentu pula, dan untuk
menopang cara hidup tersebut diperlukan biaya dalam hal ini uang memiliki peran
untuk menopang cara hidup kelas sosial tertentu.
Sebagai contoh: dalam kelas sosial atas tentunya diperlukan
banyak sekali uang untuk dapat hidup menurut tata cara kelas sosial tersebut.
Namun demikian, jumlah uang sebanyak apa pun tidak menjamin segera mendapatkan
status kelas sosial atas. "Orang Kaya Baru" (OKB) mungkin mempunyai
banyak uang, tetapi mereka tidak otomatis memiliki atau mencerminkan cara hidup
orang kelas sosial atas. OKB yang tidak dilahirkan dan disosiaiisasikan dalam
sub-kultur kelas sosial atas, maka dapat dipastikan bahwa sekali-sekali ia akan
melakukan kekeliruan, dan kekeliruan itu akan menyingkap sikap kemampuannya
yang asli. Untuk memasuki suatu status baru, maka dituntut untuk memiliki
sikap, perasaan, dan reaksi yang merupakan kebiasaan orang status yang akan
dituju, dan hal ini diperlukan waktu yang tidak singkat.
Uang juga memiliki makna halus lainnya. Penghasilan yang
diperoleh dari pekerjaan profesional lebih memiliki prestise daripada
penghasilan yang berujud upah dari pekerjaan kasar. Uang yang diperoleh dari
pekerjaan halal lebih memiliki prestise daripada uang hasil perjudian atau
korupsi. Dengan demikian, sumber dan jenis penghasilan seseorang memberi
gambaran tentang latar belakang keluarga dan kemungkinan cara hidupnya.
Jadi, uang memang merupakan determinan kelas sosiai yang
penting; hal tersebut sebagian disebabkan oleh perannya dalam memberikan
gambaran tentang latar belakang keluarga dan cara hidup seseorang.
b. Pekerjaan
Dengan semakin beragamnya pekerjaan yang terspesialisasi
kedalam jenis-jenis pekerjaan tertentu, kita secara sadar atau tidak bahwa
beberapa jenis pekerjaan tertentu lebih terhormat daripada jenis pekerjaan
lainnya. Hal ini dapat kita lihat pada masyarakat Cina klasik, dimana mereka
lebih menghormati ilmuwan dan memandang rendah serdadu; Sedangkan orang-orang
Nazi Jerman bersikap sebaliknya.
Mengapa suatu jenis pekerjaan harus memiliki prestise yang
lebih tinggi daripada jenis pekerjaan lainnya. Hal ini merupakan masalah yang
sudah lama menarik perhatian para ahli ilmu sosial. Jenis-jenis pekerjaan yang
berprestise tinggi pada umumnya memberi penghasilan yang lebih tinggi; meskipun
demikian terdapat banyak pengecualian (?). Jenis-jenis pekerjaan yang
berprestise tinggi pada umumnya memerlukan pendidikan tinggi, meskipun
korelasinya masih jauh dari sempuma. Demikian halnya pentingnya peran suatu
jenis pekerjaan bukanlah kriteria yang memuaskan sebagai faktor determinan
strata sosial, Karena bagaimana mungkin kita bisa mengatakan bahwa pekerjaan
seorang petani atau polisi kurang berharga bagi masyarakat daripada pekerjaan
seorang penasihat hukum atau ahli ekonomi ? Sebenarnya, pemungut sampah yang
jenjang prestisenya rendah itulah yang mungkin merupakan pekerja yang memiliki
peran penting dari semua pekerja dalam peradaban kota! Pekerjaan merupakan
aspek strata sosial yang penting, karena begitu banyak segi kehidupan lainnya
yang berkaitan dengan pekerjaan. Apabila kita mengetahui jenis pekerjaan
seseorang, maka kita bisa menduga tinggi rendahnya pendidikan, standar hidup,
pertemanannya, jam kerja, dan kebiasaan sehari-hari keluarga orang tersebut. Kita
bahkan bisa menduga selera bacaan, selera rekreasi, standar moral, dan bahkan
orientasi keagamaannya. Dengan kata lain, setiap jenis pekerjaan merupakan
bagian dari cara hidup yang sangat berbeda dengan jenis pekerjaan lainnya.
Keseluruhan cara hidup seseoranglah yang pada akhimya
menentukan pada strata sosial mana orang itu digolongkan. Pekerjaan merupakan
salah satu indikator terbaik untuk mengetahui cara hidup seseorang. Oleh karena
itu, pekerjaan-pun merupakan indikator terbaik untuk mengetahui strata sosial
seseorang.
c. Pendidikan
Kelas sosial dan pendidikan saling mempengaruhi sekurang-kurangnya
dalam dua hal. Pertama, pendidikan yang tinggi memerlukan uang dan
motivasi. Kedua, jenis dan tinggi rendahnya pendidikan
mempengaruhi jenjang kelas sosia. Pendidikan tidak hanya sekedar memberikan
ketrampilan kerja, tetapi juga melahirkan perubahan mental, selera, minat,
tujuan, etiket, cara berbicara - perubahan dalam keseluruhan cara hidup
seseorang.
Dalam beberapa hal, pendidikan malah lebih penting daripada
pekerjaan. De Fronzo (1973) menemukan bahwa dalam segi sikap pribadi dan
perilaku sosial para pekerja kasar sangat berbeda dengan para karyawan kantor.
Namun demikian, perbedaan itu sebagian besar tidak tampak bilamana tingkat
pendidikan mereka seimbang.
Klasifikasi
Kelas Sosial Pembagian Kelas Sosial terdiri atas 3 bagian yaitu:
1. Berdasarkan Status
Ekonomi.
Aristoteles
membagi masyarakat secara ekonomi menjadi kelas atau golongan:
1. Golongan
sangat kaya
2. Golongan
kaya
3. Golongan
miskin.
Aristoteles
menggambarkan ketiga kelas tersebut seperti piramida:
1. Golongan pertama : merupakan
kelompok terkecil dalam masyarakat. Mereka terdiri dari pengusaha, tuan tanah
dan bangsawan.
2. Golongan kedua : merupakan golongan
yang cukup banyak terdapat di dalam masyarakat. Mereka terdiri dari para
pedagang, dsbnya.
3. Golongan ketiga : merupakan golongan
terbanyak dalam masyarakat. Mereka kebanyakan rakyat biasa.
2.
Karl Marx juga membagi masyarakat menjadi tiga golongan, yakni:
1. Golongan kapitalis atau borjuis :
adalah mereka yang menguasai tanah dan alat produksi.
2. Golongan menengah : terdiri dari
para pegawai pemerintah.
3. Golongan proletar : adalah mereka
yang tidak memiliki tanah dan alat produksi. Termasuk didalamnya adalah kaum
buruh atau pekerja pabrik.
Menurut Karl Marx golongan menengah cenderung dimasukkan ke
golongan kapatalis karena dalam kenyataannya golongan ini adalah pembela setia
kaum kapitalis. Dengan demikian, dalam kenyataannya hanya terdapat dua golongan
masyarakat, yakni golongan kapitalis atau borjuis dan golongan proletar.
4. Pada masyarakat Amerika Serikat,
pelapisan masyarakat dibagi menjadi enam kelas yakni:
ü Kelas sosial atas lapisan
atas ( Upper-upper class)
ü Kelas sosial atas lapisan
bawah ( Lower-upper class)
ü Kelas sosial menengah lapisan
atas ( Upper-middle class)
ü Kelas sosial menengah lapisan
bawah ( Lower-middle class)
ü Kelas sosial bawah lapisan
atas ( Upper lower class)
ü Kelas sosial lapisan sosial
bawah-lapisan bawah ( Lower-lower class)
Kelas sosial pertama :
keluarga-keluarga yang telah lama kaya.
Kelas sosial kedua : belum lama
menjadi kaya
Kelas sosial ketiga : pengusaha,
kaum professional Kelas sosial
keempat : pegawai pemerintah, kaum semi profesional, supervisor, pengrajin terkemuka
Kelas sosial kelima : pekerja tetap (golongan pekerja)
keempat : pegawai pemerintah, kaum semi profesional, supervisor, pengrajin terkemuka
Kelas sosial kelima : pekerja tetap (golongan pekerja)
Kelas sosial keenam : para pekerja
tidak tetap, pengangguran, buruh musiman, orang bergantung pada tunjangan.
5. Dalam masyarakat Eropa dikenal 4
kelas, yakni:
§ Kelas
puncak (top class)
§ Kelas
menengah berpendidikan (academic middle class) Kelas menengah ekonomi (economic
middle class)
§ Kelas
pekerja (workmen dan Formensclass)
§ Kelas
bawah (underdog class)
2.
Berdasarkan Status Sosial
Kelas sosial timbul karena adanya perbedaan dalam
penghormatan dan status sosialnya. Misalnya, seorang anggota masyarakat
dipandang terhormat karena memiliki status sosial yang tinggi, dan seorang
anggota masyarakat dipandang rendah karena memiliki status sosial yang rendah.
Contoh : Pada masyarakat Bali, masyarakatnya dibagi dalam
empat kasta, yakni Brahmana, Satria, Waisya dan Sudra. Ketiga kasta pertama
disebut Triwangsa. Kasta keempat disebut Jaba. Sebagai tanda pengenalannya
dapat kita temukan dari gelar seseorang. Gelar Ida Bagus dipakai oleh kasta
Brahmana, gelar cokorda.
3.
Berdasarkan Status Politik Secara politik
Secara politik, kelas sosial didasarkan pada wewenang dan
kekuasaan. Seseorang yang mempunyai wewenang atau kuasa umumnya berada
dilapisan tinggi, sedangkan yang tidak punya wewenang berada dilapisan bawah.
Kelompok kelas sosial atas antara lain:
- pejabat eksekutif, tingkat pusat maupun desa.
- pejabat legislatif, dan
- pejabat yudikatif.
Pembagian kelas-kelas sosial dapat kita lihat dengan jelas
pada hirarki militer.
A. Kelas Sosial Atas (perwira) Dari pangkat Kapten hingga
Jendral
B. Kelas sosial menengah (Bintara) Dari pangkat Sersan dua
hingga Sersan mayor
C. Kelas sosial bawah (Tamtama) Dari pangkat Prajurit hingga
Kopral kepala
APAKAH KELAS SOSIAL BERUBAH
Kelas sosial akan pasti berubah, sama halnya seperti roda
kehidupan yang selalu berputar. Kadang seseorang berada dalam status sosial
yang tinggi atau berada saat mapan atau di hormati, tetapi terkadang lambat
laun akan berada di posisi bawah, yaitu ketika mereka tidak lagi berjaya, kaya,
atau di hormati seperti sebelum – sebelumnya. Ketika kelas sosial berubah
perubahan itu juga akan mempengaruhi perilaku dan selera konsumen terhadap
suatu barang. Misalnya seorang yang biasa mengkonsumsi nasi dari beras yang mempunyai
kualitas yang rendah, tetapi apabila ia menjadi kaya atau memperoleh rezeki
yang berlebih maka ia akan merubah beras yang di konsumsi dari yang berkualitas
rendah ke kualitas yang lebih tinggi. Dan ini juga bisa mempengaruhi berbagai
permintaan produksi suatu barang maupun jasa.
PEMASARAN
PADA SEGMEN PASAR BERDASARKAN KELAS SOSIAL
Pemasaran pada segmen pasar berdasarkan kelas sosial berbeda
– beda sesuai dengan kelas sosial yang ingin di tuju. Bisa dilihat apabila
ingin memasarkan suatu produk yang mempunyai kelas sosial yang tinggi biasanya
menggunakan iklan yang premium atau bisa di bilang lebih eksklusif karena dapat
diketahui bahwa orang – orang yang berada di kelas sosial atau memiliki status
sosial yang tertinggi, mereka lebih memilih produk yang higienis, terbaru,
bermerk, dan kualitas yang sangat bagus. Berbeda apabila pemasaran dilakukan
untuk orang – orang yang berada pada kelas sosial terendah. Penggunaan iklan
pun kurang di gencarkan dan biasanya malah lebih menggunakan promosi yang lebih
kuat, karena kelas sosial yang rendah lebih banyak mementingkan sebuah
kuantitas suatu produk dengan harga yang murah. Jadi berbeda sekali pemasaran yang
dilakukan apabila melihat dari posisi kelas sosial yang ada.
PENGERTIAN
STATUS SOSIAL
Status sosial adalah sekumpulan hak dan kewajian yang
dimiliki seseorang dalam masyarakatnya (menurut Ralph Linton). Orang yang
memiliki status sosial yang tinggi akan ditempatkan lebih tinggi dalam struktur
masyarakat dibandingkan dengan orang yang status sosialnya rendah.
Status sosial sering pula disebut sebagai kedudukan atau
posisi, peringkat seseorang dalam kelompok masyarakatnya. Pada semua sistem
sosial, tentu terdapat berbagai macam kedudukan atau status, seperti anak,
isteri, suami, ketua RW, ketua RT, Camat, Lurah, Kepala Sekolah, Guru dsbnya.
Dalam teori sosiologi, unsur-unsur dalam sistem pelapisan masyarakat adalah
kedudukan (status) dan peranan ( role). Kedua unsur ini merupakan unsur baku
dalam pelapisan masyarakat. Kedudukan dan peranan seseorang atau kelompok
memiliki arti penting dalam suatu sistem sosial.
SISTEM
SOSIAL
Sistem sosial adalah pola-pola yang mengatur hubungan timbal
balik dan tingkah laku individu-individu dalam masyarakat dan hubungan antara
individu dan masyarakatnya. Status atau kedudukan adalah posisi seseorang dalam
suatu kelompok sosial atau kelompok masyarakat.
Cara-cara
memperoleh status atau kedudukan adalah sbb:
1. Ascribed Status adalah keuddukan
yang diperoleh secara otomatis tanpa usaha. Status ini sudah diperoleh sejak
lahir. Contoh: Jenis kelamin, gelar kebangsawanan, keturunan, dsb.
2. Achieved Status adalah kedudukan
yang diperoleh seseorang dengan disengaja. Contoh: kedudukan yang diperoleh
melalui pendidikan guru, dokter, insinyur, gubernur, camat, ketua OSIS dsb
3. Assigned Status merupakan kombinasi
dari perolehan status secara otomatis dan status melalui usaha. Status ini
diperolah melalui penghargaan atau pemberian dari pihak lain, atas jasa
perjuangan sesuatu untuk kepentingan atau kebutuhan masyarakat. Contoh: gelar
kepahlawanan, gelar pelajar teladan, penganugerahan Kalpataru dsb.
Akibat Adanya Status Sosial Kadangkala seseorang/individu
dalam masyarakat memiliki dua atau lebih status yang disandangnya secara
bersamaan. Apabila status-status yang dimilikinya tersebut berlawanan akan
terjadi benturan atau pertentangan. Hal itulah yang menyebabkan timbul apa yang
dinamakan Konflik Status. Jadi akibat yang ditimbulkan dari status sosial
seseorang adalah timbulnya konflik status.
Macam-macam Konflik Status
1.
Konflik
Status bersifat Individual: Konflik status yang dirasakan seseorang dalam
batinnya sendiri. Contoh: – Seorang wanita harus memilih sebagai wanita karier atau
ibu rumah tangga – Seorang anak harus memilih meneruskan kuliah atau bekerja.
2.
Konflik
Status Antar Individu: Konflik status yang terjadi antara individu yang satu
dengan individu yang lain, karena status yang dimilikinya. Contoh: – perebutan
warisan antara dua anak dalam keluarga – Tono beramtem dengan Tomi gara-gara
sepeda motor yang dipinjamnya dari kakak mereka.
3.
Konflik
Status Antar Kelompok: Konflik kedudukan atau status yang terjadi antara
kelompok yang satu dengan kelompok yang lain. Contoh: Peraturan yang
dikeluarkan satu departemen bertentangan dengan peraturan departemen yang lain.
DPU (Dinas Pekerjaan Umum) yang punya tanggung jawab terhadap jalan-jalan raya,
kadang terjadi konflik dengan PLN (Perusahaan LIstrik Negara) yang melubangi
jalan ketika membuat jaringan listrik baru. Pada waktu membuat jaringan baru
tersebut, kadangkala pula berkonflik dengan TELKOM karena merusak jaringan
telpon dan dengan PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) karena membocorkan pipa
air.
4.
Instansi
tersebut akan saling berbenturan dalam melaksanakan statusnya masing-masing.
Pengertian Peranan Sosial
Fungsi
Peranan Sosial Peranan memiliki beberapa fungsi bagi individu maupun orang
lain.Fungsi tersebut antara lain:
·
Peranan
yang dimainkan seseorang dapat mempertahankan kelangsungan struktur masyarakat,
seperti peran sebagai ayah atau ibu.
·
Peranan
yang dimainkan seseorang dapat pula digunakan untuk membantu mereka yang tidak
mampu dalam masyarakat. Tindakan individu tersebut memerlukan pengorbanan,
seperti peran dokter, perawat, pekerja sosial, dsb.
·
Peranan
yang dimainkan seseorang juga merupakan sarana aktualisasi diri, seperti
seorang lelaki sebagai suami/bapak, seorang wanita sebagai isteri/ ibu, seorang
seniman dengan karyanya, dsb.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar